Nusa Indah

Rabu, 04 Maret 2015

Mengenai SKU PENGGALANG-jilid 1

DAPAT MENJELASKAN TENTANG EMOSI

Emosi berasal dari bahasa latin emovere yang artinya bergerak menjauh. Emosi adalah bentuk pikiran dan perasaan yang khas suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.(Dorongan untuk bertindak)

Kita dapat mengontrol emosi dengan
-Pengendalian diri yaitu mengenal emosi sendiri dan banyak-banyak mengucap astaghfirullah. memotivasi diri agar tidak terjerumus ke emosi yang berlarut-larut.

DAPAT MENGETAHUI DAN MEMAHAMI TENTANG HAK PERLINDUNGAN ANAK

Seseorang dikategorikan sebagai Anak apabila usia mereka dibawah 18 tahun.

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk melindungi dan menjamin hak-hak anak agar dapat hidup dan bebas dari kekerasan dan diskriminasi.

UU no 23 tahun 2002 mengenai hak perlindungan anak
Anak memiliki hak antara lain
Hak hidup lebih layak
Hak tumbuh dan berkembang
Hak perlindungan
Hak berpartisipasi 


DAPAT MENYEBUTKAN TANDA-TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA SESUAI DENGAN GOLONGAN DAN TINGKATNYA

Tanda umun: penutup kepala, pita leher
Tanda satuan: tanda barung, regu, sangga
Tanda jabatan:ketua regu, wakil
Tanda kecakapan: Siaga:mula, bantu tata
                              Penggalang:Ramu, rakit, terap
                              Penegak:bantara, laksana
                              Pembina:mahir, dasar, lanjutan
Tanda kecakapan khusus:Penggalang:purwa,madya, utama
                                         Penegak:purwa,madya, utama
                                         Pandega:purwa, madya, utama
                                         instruktur:muda dan dewasa
                                         Pembina:dasar, lanjutan
                                         Pramuka Garuda
Tanda Kehormatan: bintang wiratama, pacawarsa, dharmabakti, melati, tunas kencana, dll.


MENGETAHUI DAN DAPAT MENYEBUTKAN KODE KEHORMATAN PENGGALANG

Kode kehormatan: Trisatya
Kode etik:Dasadarma

TAHU TENTANG
SALAM PRAMUKA: Salam janji:ketika pelantikan
                                       Salam biasa:untuk sesama pramuka
                                       Salam hormat:ketika jenazah lewat, presiden/pejabat.
MOTTO                     :Satyaku kudarmakan darmaku kubaktikan
ARTI LAMBANG
GERAKAN PRA-
MUKA                       :Cikal:generasi penerus
                                     Buah kelapa mampu bertahan dalam keadaan apapun, pramuka dapat bertahan dalan kondisi apapun.
                                    Kelapa dapat beradaptasi dimana saja, pramuka dapat beradaptasi diamanapun
                                    Kelapa yang menjulang tingga, pramuka memiliki cita-cita yang tinggi
                                    Akar yang kuat, tekad dan keyakinan yang kuat
                                    Buah yang kaya manfaat, pramuka banyak manfaatnya.


SMAPHORE

SMAPHORE
BY: DHIBA ESPERANZA

-Smaphore adalah salah satu isyarat/sandi dalam pramuka dengan memakai bendera yang digunakan untuk mengirim pesan.
-Smaphore menggunakan dua bendera dengan warna merah kuning yang berukuran 45cm x45cm.
-Semaphore adalah program yang dibangun oleh E. W. Dijkstra pada akhir tahun 1960 seorang ilmuwan dari Rotterdam, Belanda.
-Semaphore merupakan salah satu bentuk isyarat menggunakan bendera yang lazim digunakan ketika perang sipil di Amerika Serikat. Ketika itu bendera yang digunakan berwarna putih dan oranye serta hanya terdiri dari satu bendera saja. Orang yang ditugaskan melakukan isyarat bendera ini biasanya berdiri di sebuah tempat yang tinggi atau di lantai yang tingginya sekitar 2-3 meter dari permukaan tanah semaphore.
-
Semaphore kini menggunakan dua bendera yang berbentuk persegi, yang akan digunakan oleh pengirim sinyal untuk melakukan posisi-posisi yang bisa diterjemahkan menjadi huruf dan angka. Sebenarnya warna bendera tergantung asal pesan itu dikirimkan, jika dikirimkan dari laut, maka benderanya berwarna merah dan oranye, jika dikirimkan dari darat maka bendera akan berwarna biru dan putih. Di Indonesia bendera yang biasa digunakan dalam kegiatan kepramukaan berwarna merah dan oranye. Namun sebenarnya warna bendera itu sendiri tidaklah terlalu penting, itu hanya merupakan pertanda agar pesan lebih mudah ditangkap.
Penggunaan Semaphore dalam Pramuka
Di Indonesia, semaphore biasa diterapkan sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki dalam kegiatan pramuka. Biasanya kegiatan semaphore ini diajarkan sejak dalam level pramuka siaga dan merupakan keterampilan yang dipraktekan pada acara perkemahan. Namun seiring dengan semakin redupnya kegiatan pramuka di Indonesia, maka keterampilan semaphore ini pun semakin jarang dikenal orang.

PRINSIP MENGGUNAKAN SMAPHORE
1. U-R =berita siap dimulai
2. K     =siap menerima berita
3. C     =Berita diterima/dimengerti
4.I-M-I=ulangi
5. A-S  =tunggu
6. A-R  =berita selesai
7. M-K =geser ke kanan
8.M-L  =geser ke kiri
9. E(8) =ada kesalahan


Selasa, 30 Desember 2014

Trisatya

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh

Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan republik Indonesia, serta mengamalkan pancasila

Menolong sesama hidup, dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

Menepati Dasa Darma

Dasa Darma Pramuka

Dasa Darma Pramuka

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayng sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10.Suci dalam oikiran perkataan dan perbuatan

Senin, 29 Desember 2014

Baden Powell



Halo para pramuka! Salam Pramuka (y)
Nah...guys, kali ini Nusa Indah akan berbagi informasi seputar Baden Powell

Pada Tahu gak ini siapa????
Dia adalah bapak Pandu Dunia lho..

Ia lahir tanggal 22 Febuari1857 di London Inggris. Ia dikenal sebagai BP, bipi atau Lord Baden-Powell, adalah letnan satu umum di tentara, penulis, dan pendiri gerakan kepanduan.

Baden-Powell dilahirkan dengan nama Robert Stephenson Smyth Powell. Ayahnya bernama Domine Baden Powell, serta ibunya adalah Mis Henrietta Grace Smyth. Baden Powell memiliki sembilan saudara yaitu Warrington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie dan Baden Fletcher. Baden Powel menikah dengan Olave St.Clair Soames ( Lady Baden Powell ), dan memiliki 3 orang anak yaitu Peter, Heather dan Betty.

 Pada tahun 1876 Baden-Powell bergabung dengan Hussars ke 13 di india. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin Pasukan Dragoon ke-5. Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan raja Zulu Dinizulu pada awal 1880an di provinsi Natal, Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.

Pada tahun 1896, Baden-Powell ditugaskan ke daerah Matabele di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Kepala Staf di bawah Jenderal Frederick Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan disanalah pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang nanti menjadi sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika Serikat yang menjabat sebagai kepala pasukan pengintai Inggris. Keberadaannya di sana akan menjadi pengalaman yang sangat penting, bukan hanya karena Baden-Powell berkesempatan memimpin misi sulit di wilayah musuh, tetapi saat-saat itulah Ia banyak mendapat inspirasi untuk membuat sistem pendidikan kepanduan. Ia bergabung dengan tim pengintai (mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai mengajari woodcraft kepada Baden-Powell, keahlian yang juga memberikan inspirasi untuk menyusun program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah keahlian yang banyak dikenal dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak dikenal di Inggris. Keahlian itulah cikal bakal dari apa yang kiri sering disebut Ketrampilan Kepramukaan.
Keduanya menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan di Afrika jauh berbeda dengan di Inggris. Maka mereka merencanakan program pelatihan bagi pasukan tentara Inggris agar mampu beradaptasi. Program pelatihan itu diberikan pada anak-anak muda, isinya penuh dengan materi-materi tentang eksplorasi, trekking, kemping dan meningkatkan kepercayaan diri.
Saat itu juga merupakan kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi khasnya (Burnham mirip topi koboi) sebagai pengenal dan hingga kini masih digunakan oleh anggota kepanduan di seluruh dunia. Selain itu, Baden-Powell juga menerima sangkakala (terompet) kudu, peralatan dalam Perang Ndebele. Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk membengunkn para peserta Perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brown sea.
 
 
Tiga tahun kemudian, di Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell ditempatkan di kota kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yang jauh lebih banyak dari pada di tempat sebelumnya. The Mafeking Cadet Corps adalah sekelompok anak muda yang bertugas membawakan pesan untuk pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman dalam menghadapi musuh, mereka berhasil melawan musuh mempertahankan kota (1899–1900), dan kejadian inilah yang juga menjadi salah satu faktor yang mengilhami Baden-Powell dalam membuat materi kepanduan. Setiap orang dalam pasukan itu menerima bedge penghargaan berbentuk jarum kompas yang dikombinasikan dengan ujung anak panah. Bedge ini bentuknya mirip dengan fleur de lis, logo yang hingga kini digunakan sebagai logo organisasi kepanduan di banyak negara di dunia.
Di Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam memimpin Pasukan Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi “Pahlawan Nasional”. Hal ini memberikan keuntungan, karena buku kecil yang ditulisnya “Aids to Scouting” menjadi terjual laris.
Sekembalinya ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak digunakan para guru untuk mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif dalam organisasi. Karena itulah, Ia diminta untuk menulis ulang bukunya tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda, terutama untuk anggota Boys’ Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer. Baden-Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini bisa berkembang jauh lebih besar. Ia mulai mempelajari materi lain yang bsa menjadi bahan pelajaran dalam kepanduan.
Juli 1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, adalah orang Kanada yang lahir di Inggris dan tinggal di Amerika Serikat. Ia bertemu dengan aden-Powell bulan Oktober 1906, dan mereka saling berbagi ide tentang program pelatihan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-Powell menulis draft buku berjudul Boy Patrols. Pada tahun yang sama, untuk menguji idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda dengan latar belakan bermacam-macam (yang diundang dari beberapa sekolah khusus laki-laki di London, yakni Poole, Parkstone, Hamworthy, Bournemouth, dan Winton Boys’ Brigade units) dan mengadakan perkemahan selama seminggu di Brownsea Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris. Metode yang diterapkan dalam perkemahan itu adalah memberikan kesempatan pada para pemuda tersebut untuk mengatur kelompok mereka sendiri dengan membentuk kelompok kecil dan memilih salah satu anggota kelompok sebagai pemimpin.
Brownsea, 1908
Musim panas 1907, Baden-Powell melakukan promo dan bedah buku barunya, “Scouting for Boys”. Ia tidak sekedar menulis ulang buku “Aids to Scouting” yang lebih banyak materi kemiliterannya. DI buku yang baru itu, aspek kemiliterannya diperkecil dan digantikan dengan teknik-tekni non-militer (terutama survival) seperti pioneering dan penjelajahan. Ia juga memasukka perinsip edukasi yang inovatif, disebut Scout method (metode kepramukaan). Ia juga berkreasi dengan membuat game-game menarik sebagai sarana pendidikan mental.
Scouting for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam 6 jilid. Pada tahun yang sama, buku tersebut dicetak dalam bentuk satu buku utuh. Sampai saat ini, buku tersebut di peringkat ke empat dalam daftar buku bestseller dunia sepanjang masa.
Mulanya, Baden-Powell diminta menjadi “pembina” organisasi The Boys’ Brigade, yang didirikan William A. Smith. Kemudian, karena popularitasnya semakin meningkat serta tulisannya tentang petualangan-petualangan di alam terbuka, banyak pemuda yang mulai membentuk kelompok kepanduan dan Baden-Powell “kebanjiran order” untuk menjadi pembina kelompok-kelompok itu. Mulai saat itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement) mulai berkembang dengan pesat.


Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka.
Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce


Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.
Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:
Man, Nation, Maiden
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with Noël.
Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:
  • Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
  • Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
  • Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisis mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.


Olave Baden-Powell
Pada bulan Januari 1912, Baden-Powell melakukan perjalanan menuju New York dalam Perjalanan Dunia Kepanduan, dengan menggunakan kapal laut Arcadian, pada saat ia bertemu dengan Olave St Clair Soames. Dia berumur 23 tahun, sementara Baden-Powell berumur 55 tahun; mereka memiliki tanggal lahir yang sama, 22 Februari. Mereka menjadi tunangan di bulan September pada tahun yang sama, causing a media sensation due to Baden-Powell's fame. Untuk menghindari gangguan media massa, mereka menikah secara rahasia pada tanggal 31 Oktober 1912, di Gereja St Petrus, Parkstone Kepanduan Inggris masing-masing menyumbangkan satu penny untuk membelikan hadiah pernikahan untuk Baden Powell, sebuah mobil (note that this is not the Rolls-Royce they were presented with in 1929). Terdapat monumen pernikahan mereka dalam Gereja St Maria, Pulau Brownsea.
Makam Baden-Powell
Baden-Powell dan Olave tinggal di Pax Hill dekat Bentley, Hampshire dari 1919 sampai 1939.Rumah Bentley diberikan kepada ayahnya. Tidak lama setelah menikah, Baden-Powell began to suffer persistent headaches, which were considered by his doctor to be of psychosomatic origin dan treated with analisis mimpi. The headaches disappeared upon his moving into a makeshift bedroom set up on his balcony.
 

  • Arthur Robert Peter (Peter), menyandang gelar Baron Baden-Powell ke-2 (1913–1962). Ia menikah dengan Carine Crause-Boardman pada tahun 1936, dan memiliki tiga anak: Robert Crause, later 3rd Baron Baden-Powell; David Michael (Michael), current heir to the titles, and Wendy.
  • Heather Grace (1915–1986), ia menikah dengan John King dan memiliki dua anak: Michael, wafat ketika insiden tenggelamnya SS Heraklion, dan Timothy;
  • Betty (1917–2004), ia menikah dengan Gervas Charles Robert Clay pada tahun 1936 dan mempunyai seorang anak perempuan: Gillian, dan tiga anak laki-laki: Robin, Nigel and Crispin.
Pada suatu ketika, saudara perempuan Olave bernama Auriol Davidson alias Soames meninggal pada tahun 1919, Olave dan Robert mengambil tiga keponakan, Christian (1912–1975), Clare (1913–1980), dan Yvonne, (1918–1995?), dalam keluarga mereka dan menganggap mereka sebagai anak mereka sendiri.
Pada tahun 1939, Baden-Powell dan Olave pindah ke Nyeri, Kenya, dekat Gunung Kenya, di mana ia sebelumnya telah beristirahat. Sebuah rumah sebesar ruangan kecil, yang dinamakan Paxtu, berlokasi di kawasan Hotel Outspan, milik Eric Sherbrooke Walker, sekretaris pribadi pertama Baden-Powell dan salah satu inspektur kepanduan pertama. Walker juga memiliki Treetops Hotel, kira-kira sejauh 17 km dari pegunungan Aberdare, sering dikunjungi oleh Baden-Powell and masyarakat Happy Valley set. Pondok Paxtu disatukan ke dalam bangunan Hotel Outspan dan berfungsi sebagai museum kepanduan kecil.
Baden-Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri. Batu nisannya diberi tanda sebuah lingkaran dengan titik ditengah "ʘ", yang merupakan tanda jejak yang berarti "Kembali pulang" (Going home), atau "saya telah kembali pulang" (I have gone home) Ketika Olave istrinya wafat, abunya dikirim ke Kenya dan dimakamkan disamping suaminya. Kenya mendirikan sebuah monumen nasional Makam Baden-Powell.

Tim Jeal, yang menulis sebuah biografi berjudul Baden-Powell, berpendapat bahwa Baden-Powell's distrust of communism led this implicit support, through naïveté, of fascism. Pada tahun 1939, Baden-Powell dalam buku hariannya menulis: "Lay up setiap hari. Baca Mein Kampf. Sebuah buku menakjubkan, dengan pemikiran bagus terhadap pendidikan, kesehatan, propaganda, organisasi , dan lainnya. – dan pemikiran dari Hitler tidak diprakterkan di dalam dirinya." Baden-Powell admired Benito Mussolini dalam karir awalnya sebagai pimpinan fasis Italia.
Beberapa lambang "Terima Kasih" pada Kepanduan paling awal memiliki simbol swastika di dalamnya. Dalam biografi yang ditulis oleh Michael Rosenthal, Baden-Powell memakai swastika karena beliau merupakan seorang simpatisan Nazi. Namun, Jeal berpendapat bahwa Baden-Powell was ignorant of the symbol's growing association with Nazisme dan bahwa ia menggunakan simbol tersebut untuk its centuries-old meaning of "semoga berhasil" di India. Selain itu juga, Baden-Powell was named by the Nazis di "The Black Book of people to be arrested during the conquest of Britania Agung. Scouting was regarded as a dangerous spy organisation by the Nazis. Terakhir, ketika Nazi menggunakan swastika became well-known, Kepanduan berhenti menggunakannya.

Karya dan tulisan

Baden-Powell membuat lukisan dan menggambar setiap hari dalam hidupnya. Kebanyakan memiliki karakter humoris atau informatif. Beliau mempublikasikan buku dan teks lainnya selama tahun-tahun bertugas dalam dunia militer tentang keuangan hidup-nya dan pendidikan dirinya
Baden-Powell was regarded as an excellent storyteller. During his whole life he told "ripping yarns" to audiences.Setelah menerbitkan Scouting for Boys, Baden-Powell kept on writing more buku pegangan dan bahan pendidikan untuk seluruh anggota kepanduan, as well as directives for Pemimpin Kepanduan. Pada tahun berikutnya, ia juga menulis mengenai gerakan Kepanduan dan gagasannya for its future. He spent the last decade of kehidupannya di Afrika, and many of his later books had African themes. Saat ini, many pages of his field diary, complete with drawings, disimpan di Museum Kepanduan Nasional di Irving, Texas.


Dikutip dari berbagai sumber
termasuk Wikipedia

Perkenalan

Halo semua, kami dari regu Nusa Indah ingin berbagi pengetahuan, ilmu, dan juga pengalaman kami mengenai pramuka kepada kalian semua.
Ini adalah anggota regu kami
Aulia Ulfiana Firdausi sebagai ketua
Dhiba Esperanza sebagai wakil
Shafa Islami Qalbi sebagai Bendahara
Dwi Fadilah sebagai Sekertaris
Firlya Eureka
Mutiara Khofifah
Mutiara Rajab Bani Marsalih
Nadhirah Adzani Khairunnisa
Itu dia nama-nama anggota kami, nantikan pos kami yang lainnya.